Sabtu, 21 Juli 2012

Kenapa budaya Korea lebih mudah menyebar?


  Sekarang-sekarang ini demam K-Pop emang lagi menjamur di Indonesia. Sebenarnya nggak cuma di Indonesia sih, budaya Korea ini emang mudah banget menjangkit seseorang. Kenapa? Budaya Korea, yang selama ini kita lihat, baik modern, style, dan tradisionalnya ini emang gampang ngena di hati masyarakat. Selain gaya mereka yang simple, namun modis. Ataupun garis keturunan Korea yang terlihat tampan atau cantik yang membuat kita gereget untuk mencari tahu informasi lebih lanjut tentang kebudayaan mereka. Tapi kenapa sih budaya Korea itu lebih gamapang menyebar ketimbang budaya kita sendiri?

  Itu lah mereka, ada pendapat yang mengatakan. "Negara yang maju adalah, negara yang orang-orangnya memiliki nasionalisme atau kecintaan yang tinggi terhadap apa yang ada di negaranya sendiri". Intinya kalau negara kita emang mau maju, maka cintailah negara, dan budaya yang ada di negara kita. Itulah yang selalau di tanamkan oleh mereka. Seperti yang kita lihat di drama-drama atau artis-artis korea sana, mereka terkadang menyelipkan unsur kebudayaan dalam istilahnya "product" mereka. Kenapa? Bukan hanya usaha mereka untuk melestarikan budaya mereka sendiri lewat seni, tapi di dalamnya ada upaya pemerintah juga yang campur tangan didalamnya.
  Di Korea sendiri budaya tradisionalnya ada yang mengadopsi dari kebudayaan kuno Cina loh dan di korea juga menyebar budaya western dan Jepang yang terkenal dengan Harajuku nya. Salah satunya juga tuh yang mempengaruhi asal-usul Boyband atau Girlband yang sekarang akhirnya malah jadi salah satu kebudayaan mereka. Pada awalnya semua itu juga ada pengaruh dari Jepang yang menyuguhkan Boyband atau Girlband yang bergaya lucu, terkesan manis dan berwarna. Mulai dari cara berpakaian ataupun cat rambutnya. Namun akhirnya itu semua sampai di Korea yang malah membuat itu semua nampak seperti identitasnya Korea bukan Jepang. 
  Bahkan saya pernah meilihat coment saat melihat video Gee dari SNSD yang mengatakan bahwa itu sytlenya Jepang, atau masih banyak lainnya. Tapi mereka bisa menemukan jati diri mereka dengan cepat, dan akhirnya mereka mudah terlepas dari semua pendapat mereka copiannya Jepang.
Nah, kalau di dramanya Korea, kadang kita suka melihat drama kolosal Korea. Tapi kenapa sih Mereka terkesan mengemasnya dengan lebih baik tanpa terlihat di paksakan? Itu juga PR buat Sutradara dan Produser Indonesia untuk membuang naga ataupun atraksi terbang yang terkesan aneh bagi penikmatnya.
  Di Korea sendiri pemerintah akan menyuplai dana ataupun mendapatkan promosi apabila di dalam drama yang mereka buat terdapat unsur kolosal, atau pun memasukan unsur pariwisata yang ada di negara mereka. Wah, kalau di Indonesia pemerintah melakukan hal yang sama, maka mungkin Indonesia akan penuh oleh Pengunjung lokal maupun internasional, asalkan Produser maupun Sutradara lebih kreatif dalam membuat drama. Asal mereka mau membuat sesuatu yang berbeda bukan cuma cerita kacangan yang didalamnya hanya cerita dan pemain yang itu-itu aja. Itulah terkadang yang membuat drama atau sinetron Indonesia terkesan membosankan atau tidak menarik.
  Drama Indonesia sendiri temanya hanya itu-itu saja. Baru mencapai pasaran di Malaysia, Singapura dan Brunei. Padahal Indonesia itu mempunya potensi lebih besar dari pada Korea itu sendiri, namun kita pun perlu melestarikannya sebagai muda-mudi yang berbakti. Boleh kita menyukai budaya luar seperti korea, namun hanya sekedar suka. Bila ingin melestarikannya, maka lestarikan budaya kita sendiri terlebih dahulu, jangan setelah di akui negara lain, barulah kita tergerak untuk menghinanya, bukan melestarikan budaya kita. bila ada budaya yang terkesan bagus, jangan lihat jauh-jauh keluar. Lihat dulu budaya sekitar kita yang indah dan memiliki lebih banyak potensi. ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar