Rabu, 15 Mei 2013

Promise me (yefany) (part 2)

Promise me (part2)
Cast:    Tiffany hwang (snsd)
             Yesung (suju)
             Yuri (snsd)
             cho kyuhyun (suju)
              Find by yourself


annyeong readers chingudeul semua, setelah lama berfikir (?) ini dia lanjutan promise me, don't forget to comment^^ for the next story






Author pov

 
Yesung seakan tak peduli dengan apa yang terjadi pada tiffany pada saat ini, dia kembali berjalan meninggalkan tiffany yang meringis di belakangnnya. Tiffany menunduk, mereka kembali berjalan dalam diam. Tiffany masih memegangi tangannya yang terasa perih. Di tidak tahu harus berbuat apa dan mengatakan apa. Tiba-tiba sebuah motor menghampiri mereka.

“fany-ah” ucap laki-laki yang mengendarai motor tadi. Tiffany menoleh mencari tahu siapa yang memanggil namanya, dia murid baru di kelas mereka.

“kyuhyun-ssi” ucapnya pelan, yesung menoleh dan berbalik lagi tidak tertarik dengan apa yang dilihatnya.

“kau mau pulang? Mau ku antar?” ajak kyuhyun

“gomawo kyuhyun-ssi, tapi bagaimana dengan jong wo..”

“tidak usah bersikap seperti itu tiffany-ssi, bukan kah aku pernah bilang untuk jangan berpura-pura peduli.” Jawab yesung ketus, kyuhyun mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

“dia bilang apa?” tanya kyuhyun polos

“kyuhyun-ssi antarkan aku pulang!” ajak tiffany kesal. Kyuhyun yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi langsung mengenakan helmnya, tiffany kesal bukan main dengan perlakuan yesung padanya. Kyuhyun pun melajukan sepeda motornya, tiffany terdiam tidak menyapa bahkan mengucapkan terimakasih pada yesung.

“cih!” decak yesung, dia kembali berjalan.

Tiffany pov
Ada apa dengannya? Siapa yeoja itu. Karena itu dia marah-marah padaku? Dia memang namja  aneh.

“tiffany-ssi, di mana rumahmu?” ucap kyuhyun membuyarkan lamunanku.

“belok kanan, cat warna biru...” jawabku. Rasanya aku pernah mengatakannya pada seseorang.

Kyuhyun menghentikan motornya, aku turun dari motornya dan tersenyum kepadanya,

“kyuhyun-ssi gomawo”

“anniya, gwaenchana.” Timpalnya membalas senyumku.

“...”

“masuklah, diluar dingin.” Ucapnya lagi, aku pun mengangguk pelan dan berjalan memasuki halaman namun dia menarik tangan ku lagi, aku terkejut dan memandangnya. Dia hanya tersenyum memandangi mataku yang terkejut matanya memaksa ku untuk membalasnya. Cukup lama mata kami bertemu, dia pun melepaskan tangannya dan memakai helmnya lagi tanpa mengatakan apa-apa dia sudah tancap gas meninggalkan ku yang tak mengerti dengan perlakuannya barusan. Aku mengerutkan kening ku dan berjalan memasuki halaman rumah.
  Kuhempaskan tubuhku di kasur ku, aku tidak mengerti dengan jong woon terkadang dia lembut namun dengan cepat dia berubah menjadi pemarah. Apa ada yang salah dengan kepalanya, mood nya berubah dengan cepat. Tapi wanita itu, siapa dia? Pertama kali kulihat jong woon semarah itu.

Esoknya, at school.

“fany-ah?” panggil jo eun. Aisshh dia itu benar-benar kali ini apa lagi yang akan dimintanya aku melanjutkan kegiatanku tanpa menoleh kearahnya.

“fany-ah aku berbicara padamu!” bentaknya.

“ada apa jo eun-ah?” ucapku malas.

“pr bahasa inggris fany-ah, aku belum mengerjakannya. Bisa lihat punya mu?”

“itu, eum..” belum sempat selesai bicara seseorang menarik pergelangan tanganku.

“fany-ah, ikuti aku sekarang.”  Ucap seseorang yang familiar di telingaku.

“ya! Jong woon-ah, mau kemana?” tanyaku begitu melihat siapa yang menarik tanganku.

“ikuti saja, jo eun-ah kau kerjakan tugas mu sendiri aku ada perlu dengannya!” ucapnya dingin sambil menarikku keluar kelas.

“yak!!!!” teriak jo eun terdengar keluar kelas.

“jong woon-ah?” tanyaku, namun dia tidak menggubrisnya.

“yak! Appo!” ringisku. Jong woon melepaskan tanganku.

“harusnya kau bilang kalau kau tidak mau pada nya? Apa itu sulit fany-ssi?”

“jong woon-ssi, na...”

“kau berbeda tiffany-ssi.” Ucapnya tiba-tiba

“nde museun surya??” tanyaku

“hanya kau yang memanggil ku begitu, nama asliku” ucapnya dingin, matanya pun sulit ku artikan

“jong woon-ssi..” lirihku

“kau.” Jong woon menghampiri ku, membuat  ku mundur beberapa langkah dan sialnya ada tembok yang menghalangi punggungku membuat ku menundukkan kepalaku tidak tahu harus kemana sekarang. Dan kini Jong woon semakin mendekat, dia mengangkat daguku pelan dengan telunjuknya.

“kau.. kau... ! yak berhenti memanggilku begitu eoh! Kau membuat ku terlihat tua.’’ Jong woon meletakan telunjuknya di keningku.

“terus aku harus memanggilmu apa?” lirihku melepaskan telunjuknya dari keningku.

“yak! Kau tidak dengar? Semua orang memanggilku yesung, ye-sung, ye-sung!!!. Dan kau juga harus!’’  rengeknya. Seperti anak kecil.

“na? Shireo. Aku lebih nyaman memanggilmu jong woon.” balasku

“yak  geumanhae, kau harus memanggilku yesung! Arraci?”

“jong  woon, woong, jong woon, woongie, wooon, woo...!” godaku

“yak! Yak! Yak!” dengan cepat jong woon menutup mulutku. Mata kami kembali bertemu dan dia menatap ku tajam, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang aku hanya bisa  membalas tatapannya. Deg, jantungku kini berdetak tak beraturan. Ige mwoya? Aku? Apa yang aku rasakan sekarang ini?

“kalian sedang apa?” tanya seseorang yang membuat kami berdehem dan refleks menjauh.

“kyuhyun-ssi” ucapku begitu melihat siapa yang memanggil kami.

“ehm, tiffany-ssi jangan lupa yang kita diskusikan tadi” jong woon meninggalkan kami. Aku mengerutkan kening, diskusi?

“apa aku ketinggalan sesuatu?” kyuhyun membuyarkan lamunanku.

“anni, hanya masalah kecil. Kajja, kelas akan segera dimulai kan.”

“geure, kajja.’’ Kyuhyun tersnyum manis sekali, sekilas jantungku berdegup melihatnya.

Aku memsuki kelas dengan kyuhyun, sekilas aku melirik ke arah jong woon maksudku yesung  sekarang dia sudah bisa tertawa lepas dan mulai bertingkah konyol lagi, dia memiliki banyak teman yang menyenangkan, sedangkan aku hanya punya yuri. Terkadang dia bergabung dengan kelompok lain yang membuat ku kesepian. Aku menghembuskan nafasku kasar.

“gwaenchanayo?” ucap yuri mengagetkanku.

“wae?” tanyaku bingung

“anni, kau terlihat aneh akhir-akhir ini fany-ah, mau cerita?”

“maybe someday” jawabku tersenyum pada yuri

“arraseo” balasnya sambil tersenyum

Selama pelajaran park songsaengnim aku tidak fokus entah fikiran ku melayang entah kemana memikirkan yesung tidak ada habisnya difikiranku, bel istirahat pun berbunyi aku menghembuskan nafasku lagi.

“fany-ah ayo ke kantin” rengek yuri. Aku menyunggingkan senyumku padanya.

“kajja!” kami berjalan meninggalkan kelas menuju kantin
Sesampainya dikantin aku baru sadar, aku lupa membawa uang!

“yuri-ya, kau duluan, aku lupa membawa uang, hehe”

“aissh, arraso, palliwa”

“hehe arrayo, changkaman”
Langkahku terhenti ketika melihat seseorang berjalan pincang, kyuhyun? Ada apa dengannya?

“kyuhyun-ssi, gwaenchana?” tanyaku padanya. Sekilas kulihat darah di kakinya.

“gwaenchana.” Jawabnya sekilas menutupi kakinya.

“anniya, apa yang kau sebut gwaenchana, ayo kita ke uks kyuhyun-ssi, lukamu parah” aku menarik lengan kyuhyun untuk mengikuti ku ke suatu ruangan. Aku mengambil kotak p3k di meja dan mulai membersihkan luka kyuhyun, dia hanya meringis sesekali menyuruhku berhenti melakukannya. Namun tak ku gubris sama sekali.

“appo fany-ah, jinjja appo!!” ringisnya

“yak kau, luka mu parah sekali kyuhyun-ssi, bagaimana bisa kau mendapatkannya eoh?”

“ini, aku terpeleset dikamar mandi kalian yang sangat licin itu. Kau tahu?!” rengeknya.

Aku mendongakkan kepalaku menatapnya dan terkekeh kecil.

“yak! uljima!” rengeknya lagi.

“siapa yang tertawa, haha” godaku

“yak!”

“aku tidak bisa membayangkan orang yang kakinya panjang seperti mu bisa terpelaset, kaki mu terlalu panjang kyuhyun-ssi.”

“mwoya? Ucapan macam apa itu?” ucapnya manja sambil mengerucutkan bibirnya

“nah, selesai!” ucapku sambil merapihkan peralatan yang ku gunakan tadi.

“gomawo, fany-ah”

“gwaenchana, kajja”

“nde?”

“kau bisa berjalan sendiri?”

“anni, bantu aku” rengaknya manja. Aku membantu kyuhyun berjalan dengan membopongnya, dia tinggi sekali. Aku berusaha keras untuk membopongnya ke kelas.

“gomawo” ucap kyuhyun.

“gwaenchana.”

“fany-ah, eodiso? Kau meninggalkanku sendirian di kantin!” rengek yuri.

“mianhae yuri-ya, hehe kau sudah makan?”

“geure. Jangan tinggalkan aku lagi ne?”

“hehe, arraso”

Yesung pov
Mengapa rasanya ada yang sesak melihat tiffany membopong kyuhyun, ada apa dengan ku? Aissh jinjja. mengapa mereka terlihat serasi ketika bersama, ya! Kim jong woon. Ada apa dengan mu hah!

Bel sekolah berbunyi, akhirnya aku bisa pulang, aku mau tidur. Kuambil ransel ku dan segera keluar kelas, namun langkahku berhenti disamping meja seseorang. Sontak dia melihat siapa yang menghampiri mejanya.

“jong wo, yessung-ssi?” lirihnya

“jangan pulang larut lagi fany-ssi” ucap ku singkat, dia hanya terkejut mendengarnya. Kulangkahkan kakiku cepat. Apa yang baru saja kukatakan? Aiisshh. Sampai di depan gerbang sekolah langkah ku kembali berhenti saat seseorang memanggilku, namun dia bukan orang yang kuharapkan.

“jong woon-ah” ucapnya. Aku menoleh sebentar dan kembali berjalan.

“changkaman jong woon-ah!” tahannya lagi.

“mwoya! Nuguya?” ucapku kasar.

“anniya, jong woon-ah jangan perlakukan aku seperti ini jong woon-ah.” Isaknya pelan.

“apa maumu hah?”

“aku, hiikks, jong woon-ah, mianhae. Jeongmal mianhae jong woon-ah.”

Author pov

Gadis itu memeluk yesung sambil menangis, yesung terkejut dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Tanpa dia sadari tiffany melihat apa yang terjadi, ada sedikit rasa sesak didadanya melihat yesung membalas pelukan gadis itu. Entah mengapa matanya memanas.

“kau menyukainya fany-ah?” seorang namja membuyarkan lamunannya.

“kyuhyun-ssi? An, anniya kau bicara apa eoh?” elak tiffany

“ hehe anniya, aku hanya bercanda, kau mau pulang? Aku antar?” ucap namja itu dengan senyuman yang bisa membuat yeoja yang melihatnya meleleh, namun mungkin tidak untuk tiffany.

“anniya, nanti fans mu bisa membunuhku lagi pula kaki mu kan sakit.”

“kaki ku sudah baik-baik saja berkat seseorang. fans? Oh fans, bukannya kau salah satu dari mereka?” kyuhyun mengeluarkan smirk andalannya pada tiffany.

“cih, kau ini narsis sekali tuan cho”

“anni, kajja” kyuhyun mengamit tangan tiffany, wajah gadis itu terkejut menerima perlakuan kyuhyun sekilas dilihatnya yesung, namun namja itu sudah menghilang begitu pun yeoja tadi.

Tiffany pov

Kyuhyun mengantarku sampai rumah aku pun turun dari motornya, kulihat ia yang tersenyum manis sekali. Entah mengapa aku mulai menyukai senyuman namja ini, senyuman yang membuat ku menjadi tenang. Tanpa sadar aku menarik ujung bibir ku untuk membalas senyumnya.

“kyuhyun-ssi, gomawo” ucap ku

“kau ini, jangan bicara terlalu formal denganku kau membuat ku terlihat tua, berhentilah bicara formal eoh?” protes kyuhyun. Aku kembali tersenyum, rasanya aku pernah mendengar seseorang mengucapkannya.

“wae, senyumanmu mencurigakan fany-ah, apa kau mulai tertarik dengan oppa?” kyuhyun membuyarkan lamunanku

“mwo? Oppa? Anni!” sudah kuduga, dia benar-benar narsis.

“panggil aku dengan biasa jangan formal, arraseo?” rengeknya.

“shireo, aku akan memanggil mu evilkyu? Eotte?”

“mwoya? Aiisssh jinjja, shireo!” rengeknya lagi, wajah cemberutnya manis sekali.

“aku masuk yah, kau pulanglah”

“cangkhaman, fany-ah?” tahan kyuhyun, aku pun menoleh ke arahnya lagi.

“nde?” tanyaku singkat.

“besok aku akan menjemputmu, ok?” aku mengerutkan keningku, besok hari sabtu.

“hari sabtu? Besok kan kita libur?” tanyaku,

“geure, aku akan membawa mu ke suatu tempat, jam 8 kau harus siap, arraci?” tanpa jawaban dari ku dia langsung menyalakan mesin dan pergi. Memangnya aku sudah bilang iya? Dasar tuan narsis.

Ku hempaskan tubuhku ke ranjang big size ku, aku kembali teringat jong woon, eh yesung saat di dapan gerbang sekolah tadi. Yeoja itu? Dia yang kemarin di restaurant, Apa dia yeojachingunya? Aiisshh, kalau memang iya lalu apa pedulinya denganku? Namun dadaku terasa sakit saat jong woon memeluk gadis itu. Apa ini? Kenapa bisa.
Tiba-tiba Hp ku berdering, seseorang mengirimkanku pesan singkat. Tanpa nama?
besok jam 8, jangan bangun kesiangan! Arraci!
Pangeran narsis itu? Jinjja. dari mana dia dapat nomerku, benar-benar bebal.
 Ku ambil handuk dan segera menuju kamar mandi ku yang serba pink. Besok jam 8  jangan terlambat, arraseo!

  3 jam kemudian Hp ku berbunyi lagi, si tuan narsis itu lagi? Kuraih hp ku.
kau sudah tidur? Kau belum balas pesanku!’

Aku menghembuskan nafasku kasar, arraseo!
‘aku sudah tidur’ balasku
‘kau bercanda? Mana mungkin orang yang sudah tidur bisa membalas pesan!’
Aku tidak membalas pesannya segera kutarik selimut ku dan memejamkan mataku. Karena lelah dengan cepat aku jatuh tidur.






1 komentar:

  1. bagus ffnya, yesung tiffany like ni couplenya, cepet dilanjutin ya ^^

    BalasHapus